Senin, 07 Oktober 2019

FGD Pengeloaan Daerah Aliran Sungai Citarum Di Green Dauan


Cianjur, - Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan (KLHK), menggelar Forum Discution Grup (FGD), dengan tema 'Pengelolaan Sub DAS Citarum Berbasis Kelompok Masyarakat'. Diskusi tersebut, berlangsung di Green Dauan, Desa Mekarsari, Cianjur, Kamis (3/10).

Puluhan peserta dari belasan komunitas pegiat lingkungan, mengikuti kegiatan diskusi itu. Bertukar pikiran dan menuangkan ide-ide penyelamatan lingkungan, khususnya Daerah Aliran Sungai, menjadi topik menarik.

Menurut salah seorang aktivis lingkungan, membenarkan, bahwa untuk membersihkan sungai Citarum, bukan berarti harus mengevakuasi sampah di sungai Citarumnya, melainkan bagaimana kita harus menyasar sungai-sungai/DAS yang mengalir ke Citarum," ungkap Septian.

Dalam kegiatan yang sama, aktivis lingkungan yang lainnya, mang Yadi, menyampaikan, yang terjadi secara akumulasi adalah secara aspek budaya, yang dimana aturan yang dulu tidak terakumulasi, katakanlah tekhnologi-tekhnologi yang ada saat ini tidak ramah lingkungan, seperti misalnya sampah.

"Permasalahan yang ada saat ini, adalah regulasi yang tidak ramah lingkungan, dan untuk sampah plastik inilah yang menjadi salahsatu PR terbesar kita untuk menyelamatkan lingkungan,"kata mang Yadi.

Hadir dalam FGD itu Camat Cianjur Kota Yudi Suhartoyo yang mengatakan, siap menampung masukan-masukan dari komunitas pegiat lingkungan tersebut.

"Untuk mencari yang terbaik, tentang bagaimana menjaga lingkungan, tentunya selaku penerintahan, kami sangat mendukungnya. Rencana kedepannya untuk kegiatan Jum'at bersih (jumsih), nanti akan kita coba arahkan untuk turun ke sungai mengevakuasi sampahnya," ujar Yudi.

Ditemui disela acara Kabag Program KLHK, Tulus Laksono, yang saat itu menjadi narasumber FGD di Green Dauan menyampaikan, tujuan dari kegiatan ini adalah mengingatkan masyarakat untuk lebih peduli sungai, dan untuk mendukung program Citarum Harum.

"Kenapa diarah kepada komunitas dan masyarakat, karena dalam hal ini, mereka bisa bersinergi. Keduanya ini, memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan. Jadi yang perlu diberikan edukasi ini, adalah masyarakat bagaimana caranya supaya tidak membuang sampah ke sungai. Hingga akhirnya masyarakat mau mendeklarasikan diri menyatakan siap menjaga sungai," ungkapnya.

Sementara salah seorang pegiat lingkungan diperairan Citarum dari Komunitas Sinurat Layung Lutfi Ardian, mengatakan, jangan harap Citarum bisa bersih kalau dari hulunya saja tidak kita jaga, apa yang sudah kita berikan untuk sungai kita.

"Ya, kalau sungai Citarum ingin bersih, berilah kontribusi yang bagus di hulunya. Karena hilir akan ikut tercemar jika hulunya sudah kita kotori. Dengan dilibatkannya dalam kegiatan FGD hari ini, saya mengajak semua lapisan masyarakat, mari kita jaga sungai terutama dihulunya. Mulailah dari kita untuk menggugah masyarakat lainnya," kata Lutfi.

Komunitas Pemuda Cugenang Ajak Muspikanya Turun Ke Sungai


Cianjur, - Digawangi Komunitas Pemuda Cugenang (Kompac), tumpukan sampah di bawah lima jembatan di wilayah Cugenang, dievakuasi, Minggu (6/10/2019) kemarin.

Alasan opsih sampah tersebut, merupakan salah satu bentuk kepedulian pemuda Cugenang, yang peduli pada lingkungan.

Terlebih di musim kemarau seperti sekarang ini, kebutuhan air sangatlah diperlukan. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan air di kawasan pertanian, melainkan untuk kebutuhan air sehari-hari pun, jelas masyarakat sangat membutuhkan.

Puluhan anggota dari komunitas-komunitas pecinta lingkungan, pelajar, LSM/Ormas, dan unsur muspika Cugenang 'yang turut terjun langsung ke sungai', dengan sukarela mengevakuasi penumpukan sampah di daerah aliran sungai (DAS) sekitar Cugenang.

Kepada awak media, Senin (7/10/2019), Ketua Kompac Septian alias Apep, mengungkapkan keprihatinannya pada lingkungan, yang dimana kesadaran masyarakat akan membuang sampah, hingga saat ini masih perlu diberikan edukasi yang edukatif.

"Melihat sungai seperti ini, jelas kita merasa perihatin. Bagaimana tidak, dihulunya saja sudah seperti ini, tumpukan sampah menumpuk hampir disetiap bawah jembatan, apalagi dialiran sungainya," ungkap ketua Kompac.

Lanjut Apep, pada pelaksanaan evakuasi sampah ini, Alhamdulillah, relawan-relawan lingkungan dari berbagai komunitas ikut andil, turun ke sungai.

"Terima kasih kepada relawan-relawan lingkungan, yang sudah membantu pergerakan ini, yaitu evakuasi sampah di sungai. Secara tidak langsung, selain membantu masyarakat di hilir, tentunya kita juga mendukung pemerintah, mensukseskan program Citarum Harum," ucapnya.

Terakhir, Apep berpesan "kalau bukan kita, siapa lagi yang peduli dengan alam dan sekitarnya, kalau tidak sekarang, lalu kapan lagi. Selamatkan alam besertanya, wariskan yang terbaik untuk generasi mendatang," pesannya.

Sementara salah seorang tokoh masyarakat sekaligus ketua paguyuban petani di Cugenang, H. Husain, menyampaikan, paguyubannya sangat mendukung pergerakan komunitas-komunitas lingkungan yang peduli dengan pentingnya aliran sungai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Ya, kegiatan seperti harus continue, tidak hanya sekali saja. Karena kalau hanya dilakukan sekali saja, penumpukan sampah akan kembali terjadi," ujarnya.


Husen menambahkan, mungkin kalau dihulunya tidak kita rawat, yang akan kena imbasnya mereka yang berada di hilir, seperti mendapatkan air sudah kotor (tercemar), banjir dan bahaya-bahaya lainnya.

"Melalui forum ini, saya mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat mari jaga sungai, sebagai bekal kita dalam memenuhi kebutuhan air. Karena sungai adalah sumber dari kehidupan," tambahnya. (Shand).

Desa Sukamaju, Cianjur, Bangun Tembok Penahan Tanah Untuk Pelebaran Jalan Desa


Cianjur, - Pemdes Sukamaju, Kecamatan Cianjur, terapkan dana Banprov untuk membangun Tembok Penahan Tanah (TPT), di Kampung Paseh keRWan 05, dengan panjang 81 meter x 1.5 meter/variatif.

Pelaksanaan pembangunan TPT tersebut, dilakukan secara swakelola masyarakat setempat. Adapun anggaran yang gunakan untuk pembangunan TPT itu berjumlah Rp. 93.088.000,-./PPN/PPH.

Kaur Pelaksana Desa Sukamaju, Ahmad Ijudin, mengatakan, pembangunan TPT di Kampung Paseh keRWan 05, saat ini sudah berjalan mencapai 80-90%, tinggal tahap penyelesaiannya.

"Ya, penyelesaian tinggal sedikit lagi, yang mengerjakan juga warga setempat, tujuannya supaya masyarakat merasa memiliki," katanya saat ditemui di kantor Desa Sukamaju.

Lanjutnya, sesuai perencanaan yang kedepannya akan dilakukan pelebaran jalan desa, maka pembangunan TPT ini, kami perioritaskan.

"Rencananya kedepan akan dilakukan pelebaran jalan, karena dikhawatirkan terjadi amblas di jalan desa 'nantinya', maka dari itu pembangunan TPTnya kita segerakan. Dan Alhamdulillah, masyarakat pun menyambutnya dengan penuh antusias," pungkasnya.

Kepala Desa Sukamaju Supriadi S, menambahkan, guna pelebaran jalan tersebut, bertujuan untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat, terutama bagi warga yang dalam kesehariannya adalah bertani.

"Dengan jalan yang lebar serta aliran sungai yang baik, masyarakat (petani), saya yakin mereka akan sangat terbantu, dari mulai pemenuhan kebutuhan air untuk sawahnya, juga mempermudah mengangkut (membawa) hasil pertaniannya untuk di konsumsi atau dijual," tambahnya.

Saya menghimbau kepada masyarakat di Desa Sukamaju ini, agar mau memelihara fasilitas umum yang sudah dibangun, karena pada prinsipnya pembangunan tersebut adalah sebagai penunjang meningkatkan perekonomian masyarakat.

"Saya menginginkan pembangunan di Desa Sukamaju ini bisa lebih cepat, tujuannya adalah untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Karena motto Desa kami saat ini, Sukamaju bisa bergerak cepat untuk menuju peningkatan ibadah, gemah ripah dan berkhlakul Karimah," tukasnya. (Shand).

Dispendukcapil Kabupaten Cianjur, Harapkan Masyarakat Tidak Percaya Isu Negatif


Cianjur, - Kurangnya informasi tentang tata cara pembuatan admistrasi kependudukan, seperti pembuat e-KTP, Kartu Keluarga dan Akta Kelahiran, pihak Dispendukcapil Kabupaten Cianjur, sediakan meja informasi, persis didepan ruang pelayanan.


Hal itu, dilakukannya untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada para pemohon administrasi kependudukan. Pasalnya banyak terdengar sumbang diluaran, pembuatan admistrasi kependudukan di Kabupaten Cianjur, sangatlah sulit.

Ditemui di ruang kerjanya Senin (7/10), Kabid FIAK, Dundi Fajar S.Kom, mengatakan, mengenai meja informasi tersebut tentunya kami ingin melayani masyarakat dalam memberikan informasi yang sejelas-jelasnya, seperti bagaimana tata cara pembuatan admistrasi kependudukan.

"Untuk ruang pelayanan, semua instansi pasti ada bagian informasi, dan kami pun mengikuti prosedur, bagaimana cara menyikapi pengaduan, pencatatannya seperti apa dan bagaimana pelaporannya kepada pimpinan, kita sudah siapkan formulir-formulirnya. Kalaupun ada pelaporan atau pengaduan harus ada tindak lanjutnya," kata Dundi.

Disinggung mengenai adanya ruang pengaduan, yang disediakan didepan ruang pelayanan, Dundi mengaku, pada hari itu pagi-pagi, dirinya menerima laporan pengaduan seperti penataan ruang pelayan.

"Pengaduan tersebut kita tanggapi, seperti penataan ruangan supaya tidak kumuh, adanya larangan merokok, termasuk adanya calo-calo di sekitar ruang pelayanan. Nah, untuk itu buatkan dulu laporannya, nanti kita sampaikan kepada pimpinan. Karena pengaduan itu ada yang biasa saja, seperti adanya e-KTP yang tidak online, itu bisa kita selesaikan sendiri tanpa harus dilaporkan ke pimpinan, dan untuk pengaduan seperti ini bisa kita laporkan persatu Minggu atau Bulan, untuk dijadikan bahan evaluasi," terangnya.

Dundi melanjutkan, mengenai informasi pelayanan Dispendukcapil ini, sebetulnya kita sudah bekerjasama dengan pihak desa, seperti membuat brosur untuk dibagikan kepada masyarakat, sosialisasi di media online (Facebook, Instagram, email, WhatsApp) dan no telepon pelayanan publik disediakan.

"Saya juga menyadari, pastinya banyak yang mau mengadu dan bertanya. Setelah dibuka pelayanan seperti itu, ternyata memang benar banyak pengaduan-pengaduan dari masyarakat," ujarnya.

Terakhir, Dundi menghimbau kepada seluruh masyarakat, "yu, manfaatkan informasi-informasi yang benar-benar valid, artinya dapat dipercaya, dan diharapkan masyarakat tidak mudah termakan isu-isu diluar yang tidak jelas," imbuhnya.

FGD Pengelolaan Sampah Di Daerah Aliran Sungai (DAS) Berbasis Masyarakat


AKSI PUNGUT SAMPAH KOMPAC CIANJUR


KONFERENSI PERS POLRES CIANJUR


Monitoring Penyaluran BLT Kemensos Desa Sukataris

Monitoring Penyaluran BLT Kemensos Desa Sukataris Kepada Penerima 147 PKM Oleh Babinsa,  Bhabinkantibmas Dan Bersama Kepala Desa Sukataris. ...