Jumat, 08 November 2019

Rumah Mak Kiyah Mendapat Tinjauan Langsung Kapolres Cianjur

Kapolres Cianjur tinjau langsung rumah mak Kiyah.

Teropong Cianjur, - Kapolres Cianjur, AKBP Juang Andi Priyanto S.|.K., S.H., M.Hum., meninjau langsung lokasi rumah mak Kiyah, Jum'at (08/10).

Rencananya, akan diusulkan program 'Asistensi Sosial Lansia Terlantar' dari Pemda Cianjur ke Kemensos, dengan bantuan Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) perbulan.

Selanjutnya, program Rutilahu bisa dilaksanakan, hanya saja tinggal menunggu status tanah yang jelasnya saja.

Pada hari itu, Mak Kiyah juga mendapat bantuan dari Kemensos, Kadinsos, Camat setempat dan Kapolsek Pacet berupa beras, mie instan dan uang tunai. 

Melalui Paur Subbag Humas Polres Cianjur, IPDA Budi Setiayuda menyampaikan, bahwa Kapolsek Pacet beserta pihak Kemensos, Pemda Cianjur dan pemilik rumah makan Alam Sunda memberikan santunan langsung kepada Mak Kiyah.

"Untuk membangun rumah Mak Kiyah, pemilik rumah makan Alam Sunda H. Pandi, memberikan santunan sebesar  Rp 25.000.000,- (dua puluh lima juta ),- katanya.

Lanjut Humas, pihak keluarga, sepakat menyerahkan pengelolaan keuangan dari hasil bantuan kepada saudara adang dan anaknya yang bernama agus selaku kerabat dekat ma kiyah. 

"Untuk memulai pembangunan rumah mak Kiyah, akan dilaksanakan pada hari Jum'at (08/10). Untuk tukang akan dibayar secara harian, sementara yang lainnya akan dibantu oleh masyarakat dengan cara swadaya (kerja bakti)," tandasnya.

Editor : SR.
Laporan : Humas Polres Cianjur/SR.

Nurzen Santri Penjual Kerupuk Kembang

Nurzen (12) santri penjual kerupuk kembang.

Teropong Cianjur, Cianjur Selatan - Nurzen (12), seorang santri 'cilik' warga Kampung Pesantren AI-Falah RT 02/04, Desa Simpang, Kecamatan Pasirkuda, Cianjur Selatan, begitu gigih, ikhlas dan sabar jualan kerupuk kembang (jajanan/cemilan,red) keliling dari kampung ke kampung, demi menafkahi hidup bibi dan neneknya.

Nurzen mengaku, hal itu ia lakukan, lantaran ayahnya sudah meninggal, sementara ibunya pergi entah kemana. "Semeninggalnya ayah, ibu pergi entah kemana, Nurzen (red) tinggal sama nenek," kata Nurzen saat bertemu di terminal Pasir Hayam, kemarin.


Mirisnya lagi, meski upahnya tak seberapa dari hasil jualan kerupuk, yang diam
seminggu sekali ngambil kerupuk ke kota (Cianjur) dengan sabar ia menekuninya, karena tak ada pekerjaan lain.

"Nyandak kurupuk saminggon sakali ka kota. Kekengengan tina saminggon mung Rp. 150.000,-, tapi alhamdulillah pak (red), sanaos saalit ge ku abdi dilekenan. Upami ngetang kana ongkos mh tos seep di jalan, ti bumi (Cianjur Selatan) ka Cianjur kota th seep Rp. 80.000; da tebih " ungkap Nurzen.

Diketahui kedua orangtua Nurzen sudah tak bersamanya lagi, semeninggal ayah dan ibunya yang pergi entah kemana, Nurzen tinggal bersama bibi dan neneknya.

Kendati demikian, Nurzen  tak pernah putus asa, demi menghidupi bibi dan neneknya, ia rela jualan kerupuk kembang.

"Setelah ayah meninggal dan ibu pergi gak tahu kemana, Nurzen tinggal di rumah bibi sama nenek. Karena gak mau ngerepotin, Nurzen dagang kerupuk keliling kampung, buat nyambung hidup," ujar Nurzen.

Nurzen menyambungkan, pulang dagang ke rumah mandi sama makan, malamnya pergi ngaji di pondok.

"kalau makan di rumah sama bibi dan nenek, malamnya ke pondok (ngaji), kepengennya ya sekolah, tapi gak punya biaya," pungkasnya.

Editor : SR
Laporan : SR

Monitoring Penyaluran BLT Kemensos Desa Sukataris

Monitoring Penyaluran BLT Kemensos Desa Sukataris Kepada Penerima 147 PKM Oleh Babinsa,  Bhabinkantibmas Dan Bersama Kepala Desa Sukataris. ...