Rapat evaluasi hasil survei SUBDAS Citarum.
Teropong Cianjur, Jakarta - Komunitas pegiat lingkungan, yakni Kaukus dan Kompac asal Cianjur, menggelar rapat bersama Kabag Program dan Evaluasi KLHK.
Rapat tersebut berlangsung di gedung Dirjen Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan, yang beralamat di Jalan D.I Panjaitan Kav. 24 Kebon Nanas Jakarta Timur, Kamis (07/10), kemarin, sekira pukul 10.00 WIB sampai dengan selesai.
Adapun yang menjadi pokok bahasan dalam rapat kemarin itu, adalah mempertanyakan hasil survei SUBDAS Citarum, yang mengalir dari sungai Cianjur dan Cikundul, yang kemudian mencari penyelesaiannya seperti apa.
Setiap komunitas dituntut untuk mengeluarkan ide (gagasan), yang tujuannya supaya menyelamatkan DAS-DAS tersebut, dan bisa bernilai ekonomis.
Kabag Program dan Evaluasi KLHK Tulus Laksono (ketiga dari kiri)
Kepada awak Kabag Program dan Evaluasi KLHK Tulus Laksono menyampaikan, bahwa dirinya mengharapkan, kedua komunitas pegiat lingkungan tersebut, bisa dijadikan tim patroli sungai.
"Ya tentunya kami mengharapkan, kedua komunitas dari Cianjur ini, Kaukus dan Kompac, nantinya akan dibentuk sebagai patroli sungai, yaitu menjaga sungai Cianjur kemudian Cikundul, untuk supaya bisa menjaga sungai itu," katanya.
Lanjutnya, dua komunitas ini, harus bisa mandiri, artinya harus bisa mengembangkan dan menciptakan gerakan mengurai sampah (mengelola), yang mana sungai bisa terbebas dari sampah, sehingga aliran sungai tersebut bisa menjadi tempat wisata air dan dijadikan sebagai sumber penghasilan.
"Uraian singkatnya, harus ada gerakan untuk mengangkat sampah di sungai, dan merencanakan bagaimana mengurangi limbah domestik yang masuk ke sungai," terangnya.
Tulus Laksono menghimbau, untuk Pemerintah Daerah, supaya lebih mendukung gerakan-gerakan komunitas.
"Peran serta Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Cianjur, itu memang sangat penting. Karena itu kan ada di Cianjur artinya yang paling deketlah," imbuhnya.
Kami mengharapkan Dinas terkait, mau mendukung untuk memfasilitasi, seperti penyiapan sarana dan prasarananya, semisal kalau komunitas itu melakukan gerakan masalah sampah, sarana dan prasarana itulah, yang harus didukung.
"Ya, sarana lainlah tentunya. Seperti jangka panjangnya, dijadikan program wisata pendidikan untuk anak-anak sekolah supaya cinta lingkungan, itu kan ada hubungannya dengan Dinas Pendidikan. Nah, Komunitas-komunitas inilah yang menjalankan pengenalan lingkungannya," harap Kabag Program dan Evaluasi KLHK.
Editor : SR
Laporan : SR/DN