Nurzen (12) santri penjual kerupuk kembang. |
Teropong Cianjur, Cianjur Selatan - Nurzen (12), seorang santri 'cilik' warga Kampung Pesantren AI-Falah RT 02/04, Desa Simpang, Kecamatan Pasirkuda, Cianjur Selatan, begitu gigih, ikhlas dan sabar jualan kerupuk kembang (jajanan/cemilan,red) keliling dari kampung ke kampung, demi menafkahi hidup bibi dan neneknya.
Nurzen mengaku, hal itu ia lakukan, lantaran ayahnya sudah meninggal, sementara ibunya pergi entah kemana. "Semeninggalnya ayah, ibu pergi entah kemana, Nurzen (red) tinggal sama nenek," kata Nurzen saat bertemu di terminal Pasir Hayam, kemarin.
Mirisnya lagi, meski upahnya tak seberapa dari hasil jualan kerupuk, yang diam
seminggu sekali ngambil kerupuk ke kota (Cianjur) dengan sabar ia menekuninya, karena tak ada pekerjaan lain.
"Nyandak kurupuk saminggon sakali ka kota. Kekengengan tina saminggon mung Rp. 150.000,-, tapi alhamdulillah pak (red), sanaos saalit ge ku abdi dilekenan. Upami ngetang kana ongkos mh tos seep di jalan, ti bumi (Cianjur Selatan) ka Cianjur kota th seep Rp. 80.000; da tebih " ungkap Nurzen.
Diketahui kedua orangtua Nurzen sudah tak bersamanya lagi, semeninggal ayah dan ibunya yang pergi entah kemana, Nurzen tinggal bersama bibi dan neneknya.
Kendati demikian, Nurzen tak pernah putus asa, demi menghidupi bibi dan neneknya, ia rela jualan kerupuk kembang.
"Setelah ayah meninggal dan ibu pergi gak tahu kemana, Nurzen tinggal di rumah bibi sama nenek. Karena gak mau ngerepotin, Nurzen dagang kerupuk keliling kampung, buat nyambung hidup," ujar Nurzen.
Nurzen menyambungkan, pulang dagang ke rumah mandi sama makan, malamnya pergi ngaji di pondok.
"kalau makan di rumah sama bibi dan nenek, malamnya ke pondok (ngaji), kepengennya ya sekolah, tapi gak punya biaya," pungkasnya.
Editor : SR
Laporan : SR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar