Teropong Cianjur, Cugenang - Kabag Program dan Evaluasi KLHK, menyayangkan adanya perbukitan dijadikan lahan pertanian sayuran, yang berada di wilayah di Kecamatan Cugenang. Alasannya, menanam sayuran diperbukitan, rawan terjadi erosi, karena daya serap airnya kurang.
Hal itu dikemukakannya, pada saat menghadiri kegiatan bersih-bersih sungai Cianjur, yang melintas di sekitar wilayah Cugenang, Sabtu (30/11) kemarin.
"Hari ini, agenda menghadiri gerakan masyarakat bersih-bersih sungai, sekalian cek potensi wisata dihulu sungai Cianjur," kata Kabag Program dan Evaluasi KLHK, saat ditemui awak media, disela acara bersih-beraih sungai.
Masih dikatakan Tulus, dirinya menilai bahwa, jalan masuk ke curug, ternyata aksesnya masih cukup berat, jadi butuh investasi besar untuk mengembangkannya. Dan kalau pun, mau dikembangkan menjadi tempat wisata, itu skupnya harus bupati yang punya kemauan tersebut.
"Ya awalnya, saya pikir Komunitas Kompac dan Kaukus ini, bisa mewujudkan itu, tapi karena perlu investasi terlalu besar, jadi harus pemerintah kabupaten yang harus memprakarsai untuk jadi tempat wisata," ungkap Tulus.
Terakhir, Tulus juga menyampaikan, diseberang sungai atau curug Batlem sana, sudah dibuka lahan pertanian, artinya disitu sudah ada pertanian sayur segala macam, padahal itu kan perbukitan, tapi sudah kebuka untuk area pertanian. Semestinya, itu dijadikan daerah konservasi, supaya air untuk masyarakat Cianjur bisa terjaga.
"Jadi buah simalakama ya. Disisi lain, masyarakat juga membutuhkan penghasilan dari sayur itu, sementara kalau kita tanam sayuran, tingkat erosinya itu cukup tinggi. Jadi, kalau saya pikir memang pemerintah, harus mengarahkan masyarakat, untuk menanam tanaman yang bisa menahan erosi, tapi hasilnya tetep ada, artinya 'unsur ekonominya ada unsur penyelamatannya pun tetap ada', begitu," pungkasnya.
Masih dilokasi yang sama, Camat Cugenang Komariah S.Ip MAP, mengatakan, secara historis, memang ini bukan hanya merupakan tanggung jawab pemerintah saja, tetapi merupakan tanggung jawab semua stakeholder. Kalau misalkan masyarakat kita membuang sampah sembarangan yang akan mendapatkan dampaknya itu semua, pemerintah disalahkan masyarakatnya sendiri akan merugi. Belum lagi, dari sisi kesehatan dari tercemarnya sungai. Air itu akan berlanjutan terus mengalir hingga diminum oleh masyarakat.
"Sungai itu seperti urat nadi kita, ada anak sungai dia bermuara dan airnya terus akan kemana mana, seumpama muaranya ada di sungai Citarum Harum, ini akan menjadi sumber air baku untuk daerah DKI. Artinya, air ini akan kemana-mana, jadi jangan sampai, sampah yang ada di rumah kita, ketika keluar dari halaman rumah sudah aman, ketika perlakuannya tidak baik, itu akan berdampak buruk untuk yang lain. 'Aman buat kita tapi tidak aman buat orang lain'," kata camat Cugenang, dirinya hanya menyoroti masalah persampahannya saja.
Kedepannya, kami ingin mencoba untuk bagaimana membranstoring masyarakat, dalam lengelolaan sampah yang baik itu seperti apa, minimal di rumah itu di pilah dulu, antara organik dan non organik dan diperlakukannya seperti apa.
"Ini juga tidak akan terlepas dari peran semua pihak ya, karena saya bukan bidangnya, tidak mempunyai keterampilan untuk itu, maka kita harus mengajak komunitas-komunitas untuk bersinergi," ujarnya.
Editor : SR.
Laporan : SR/DN/AC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar